Apakah kita adalah orang yang sukses?

Ketika kita menyadari panjang usia kita, menyadari panjangnya proses belajar kita selama ini, dan menyadari betapa bahagianya hidup ini, pertanyaan ini mungkin sempat terlintas di dalam benak kita, “Apakah saya adalah orang yang sukses?” . Sebenarnya, jawaban dari pertanyaan ini hanya kita sendiri yang mengetahui. Karena hal ini berkaitan dengan setinggi dan sejauh apa standar sukses yang kita pegang.

Semua orang pasti ingin sukses. Namun terkadang sukses itu tertunda oleh diri kita sendiri yang masih bingung dengan standar sukses seperti apa yang kita pegang. Apakah standar sukses kita adalah ketika kita mampu menyelesaikan studi hingga professor? Atau ketika memiliki puluhan perusahaan dengan jutaan pegawai? Atau ketika kita mampu menyantuni anak-anak yatim dan fakir miskin? Atau sekedar mampu membuat orang lain tersenyum? Semuanya tergantung diri kita sendiri yang menentukan standar sukses.

Namun, ada standar sukses yang mesti kita pahami dan pegang, yakni standar sukses menurut Al-Quran, dalam arti standar sukses dalam menurut agama. Di dalam Al-Quran, orang yang sukses disebutkan dengan bahasa “muflihuuna” yakni orang-orang yang beruntung. Kata muflihuuna adalah isim fail jama’ mudzakkar salim dari kata falaha yang berarti mendapat keuntungan lahir batin, dunia akhirat. Makna falaha ini sebenarnya lebih dalam daripada sekedar kata sukses. Namun, tidak juga salah jika kita menjadikan keduanya sepadan agar lebih mudah kita mengerti.

Kata “muflihuuna” diulang sebanyak 12 kali di dalam Al-Quran, salah satunya di dalam surat Al-Baqoroh ayat 5, yang artinya : “merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang yang beruntung.” Lalu siapakah orang yang mendapat petunjuk itu? Jawabannya bisa ditelusuri dari ayat-ayat sebelumnya. Di ayat 2 disebutkan “hudan lil muttaqiina” yang artinya “petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”. Artinya, orang beruntung atau orang yang sukses itu ialah orang-orang yang bertakwa. Lalu timbul lagi pertanyaan, seperti apakah kriteria orang yang bertakwa itu? Maka dijawab oleh ayat-ayat berikutnya, “(3) (yaitu) orang-orang yang beriman kepada yang ghaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (4) dan mereka yang beriman kepada (Al-Quran) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.”

Maka berdasarkan ayat-ayat tersebut, kita ketahui bahwa orang yang beruntung adalah sebagai berikut:
1. Percaya (iman) dan bertaqwa kepada Allah Swt. Sepandai, sehebat atau secerdas apapun pasti merasakan kekuatan ghaib itu, yakni merasakan adanya Yang Maha Menguasai (Allah).
2. Melaksanakan shalat, dalam arti senantiasa menjaga shalatnya, baik dari segi kekhusyukan ataupun segi kedisiplinan waktu.
3. Menyisihkan sebagian harta yang Allah rizkikan untuk diberikan kepada orang lain. Jadi orang yang kikir atau pelit tidak dapat dikatakan sebagai orang yang sukses.
4. Mempercayai dan mengikuti Al-Quran. Menjalankan perintah-perintah yang ada di dalamnya, dan menjauhi segala sesuatu yang dikatakan terlarang oleh Al-Quran.
5. Senantiasa meyakini adanya hari akhir (hari kiamat), karena keyakinan terhadap hari kiamat dan alam akhirat itu akan membawa seseorang sadar dan selalu melakukan hal-hal yang manfaat untuk bekalnya nanti.

Itulah beberapa standar sukses yang disebutkan di dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 2 sampai 5. Standar-standar ini harus kita pahami dan praktikkan dalam kehidupan kita masing-masing. Dengan begitu kita bisa mengukur sudah seberapa sukses diri kita menurut Al-Quran. Wallahu a’lam.

(Narasumber : Prof. Dr. KH. Rahmat Syafi’I, Lc., M.Ag.)

[Lulu/ORASI]

 

Tinggalkan komentar